Alhamdulillah... Tiada Puji Syukur kecuali hanya teruntuk Allah Yang Maha Pemurah. Setelah beberapa hari kepikiran *sebelumnya tidak pernah ada kasus dalam hidupku yang membuatku sampai kepikiran lebih dari satu hari*, akhirnya, semalam, Allah berikan kesembuhan.
Selama ini aku selalu merasa baik-baik saja dengan semua orang yang pernah aku kenal. Bahwa dalam perjalananku aku pernah tidak dsefaham dengan kawan, berselisih bahkan beradu pendapat, tapi semua berakhir baik. Aku yakin, komunikasi yang efektif antara aku dengan mereka adalah solusi terbaik untuk menyelesaikan semua persoalan.
Maka, aku berniat untuk menyelesaikan urusanku dengan si fulanah yang ada di artikel sebelumnya. Namun sebelumnya, untuk meyakinkan hatiku, aku meminta pendapat seorang sahabat. Dan, apa yang aku dapatkan berbeda dengan rencanaku. Ia tidak menganjurkan aku melakukan tindakan ini. Ia bahkan memintaku bersabar, ikhlas dengan keadaan ini. Dan setelah berbincang panjang lebar, kini kudapat sebuah kesimpulan baru.
Sahabat terbaik senantiasa hadir dalam sedih maupun bahagia. Ia, tidak memprovokasi. Tidak selalu membenarkan tindakan dan sikap kita. Tidak pula selalu memuji. Sahabat terbaik adalah yang bisa mengisi celah kurang kita dengan kelebihannya. Tutur katanya bijak, mempengaruhi pola pikir kita untuk berbuat yang terbaik menurutNya. Ia harus mau mengoreksi tindakan kita jika kita berada di jalur yang salah. Ia pun boleh mengkritik kita.
Semalam, aku mendapatkannya. Satu barisan kalimat yang membuat hatiku tenang.
Bahwa setiap kejadian yang menimpa kita adalah atas kehendakNya. Allah sedang menguji kami untuk dapat melewati masa sulit ini, mengajarkan kami nilai ikhlas yang lebih dari sebelumnya. Allah sedang memberikan pelajaran sabar di tingkat selanjutnya. Jika kami dapat melewatinya dengan baik, insyaAllah, hadiahNya adalah yang terbaik untuk kita.
Sekarang hatiku tenang.
Aku memang tidak boleh dan tidak bisa memaksa orang lain untuk terus menyukaiku. Maka insyaAllah aku ikhlas, jika ada orang yang tidak senang denganku. Bahkan kalau ia marah dan membenciku. Yang penting bagiku, Rabbku menyayangiku dan tidak marah denganku.
Jika pun ada kawan yang merasa ada ganjalan, seperti pada kasusku ini, biarlah itu jadi urusannya, bukan urusanku. Karena sekali lagi, aku tidak bisa berperilaku sebaik yang diinginkan semua orang. Yang penting, aku sudah meminta maaf padanya dan lisannya pun sudah memaafkanku. Ini cukup buatku.
Allahku,
Aku sadar bahwa begitu banyak kesalahan dan kekurangan yang ada padaku. Satu pintaku. Bantulah aku untuk selalu bisa menyadarinya. Bantulah lisan dan hati ini agar ringan beristighfar, memohon ampunanMu. Juga agar mudah mengucap maaf pada kawan yang sudah merasa terdzalimi. Tolonglah hamba agar senantiasa bisa membersihkan hati, dari amarah, dari dengki dan iri hati. Dan jauhkan aku dari dendam. Aku tidak mau, menjadi salah satu jalan syaitan untuk merusak ummat Rabb...
Kabulkan permohonanku, yaa Gusti Allah... aamiiin.
No comments:
Post a Comment