Siang itu, seperti biasa, mama antar adik ke sekolahnya. Abang yang kebetulan libur usai ujian sekolah agama, enggan ikut dan memilih untuk tinggal di rumah seperti hari-hari sebelumnya. Namun karena mama punya sebuah rencana khusus untuk Abang, maka mama pun memaksa Abang untuk ikut dengan alasan nemenin mama.
Berat hati, Abang pun ikut. Setelah adik sampai di sekolah, ama tidak mengambil jalan pulang. Abang pun bertanya, "Mau ke mana, Ma?" Mama bilang mau ke kak Ida untuk memgambil uang kue dan wadah.
Sepanjang jalan, percakapan Abang dan mama biasa saja. Baru setelah uang dan wadah bekas kue diambil dari kak Ida dan mama tak juga mengambil jalan pulang, Abang kembali bertanya.
"Kita mau ke mana, Ma?"
"Hmmm... Mama mau ajak Abang ke seseorang yang bisa memberikan nasehat untuk Abang. Karena, akhir-akhir ini, Abang sering bertingkah yang kurang baik. Nasehat mama untuk belajar diabaikan. Abang sering buat adik sakit dengan cubitan dan perilaku kasar Abang. Mama sedih karena Abang tak lagi mau mendengar nasehat mama, maka, sore ini, mama mau ajak Abang ke seseorang yang bisa menyadarkan Abang supaya menjadi anak manis seperti dulu lagi." mama menjawab panjang lebar.
Tangis Abang pun pecah. Teriak-teriak bahkan mengancam untuk turun dari mobil yang berjalan. Abang bergelagat untuk membuka pintu. Mama pun tak kalah cerdik, membiarkan Abang dengan sikapnya dan mengatakan bahwa itu bukan tindakan yang baik.
Abang tetap duduk di tempat sambil nangis. Mobil melaj ke jusco. Abang sedikit tertawa, mungkin ia berpikir, mama cuma bercanda. Setelah mobil terparkir, mama pun merangkul Abang dan mengajaknya masuk ke arena food court. Hmmm... Abang ternyata diajak makan. Langsung deh ketawa.
Nasi ayam di tangan, Abang mulai makan. Nah, selama makan itulah mama mulai memberikan nasehatnya. Mengajarkan kepada Abang untuk lemah lembut kepada adik, untuk sayang pada adik, untuk belajar rajin-rajin supaya tidak menyesal jika dapat nilai jelek, untuk ebrlaku baik, rajin sholat, mengaji, dsb.
Di tengah-tengah makan itulah datang seroang Mak Cik. Petugas cleaning service di Arena tersebut datang kepada Abang. Lalu, "Abang suka makan ayam ker? Sedap ya? Abang harus ebrlajar rajin-rajin supaya tak amcam Mak Cik angkat-angkat pinggan bekas orang makan, penat, susah. Kalau Abang rajin belajar, Abang boleh jadi orang kaya, naik mobil cantik, duduk di rumah cantik, punya banyak uang. Abang hidupnya senang, tak macam Mak Cik. Tengok, Ibu berikan Abang makan elok-elok... kasih ayam untuk Abang makan, ajak Abang shopping. Jaman Mak Cik kecil dulu mana ada macam begini. Abang harus bersyukur dan belajar rajin-rajin, ok?"
Mama melihat raut muka Abang yagn masih asyik makan ayam bakar madu sembari sebentar-bentar mengamati wajah mak Cik. Mama tersenyum.
***
Dalam perjalanan menuju lantai dua, Abanag bilang, "Maa... Mak Cik tadi ya yang mama maksud mau dipertemukan dengan Iq?"
Ups, baru mama nyadar dengan rencana di awal keberangkatan menuju jusco. dan mama pun mengangguk sambil tersenyum.
Subhannallah, Alhamdulillah... Allah mengirimkan orang yang tepat untuk membantu mama hari ini. Semoga, hari ini akan terus dikenang sepanjang perjalanan hidup sang putra, aamiiin...
To Abang, jadi anak shaleh ya Nak... mama love U much.
No comments:
Post a Comment