Pagi yang seperti biasa. Kuantar kue ke kedai-kedai di kampus luas nan alami ini. Di negeri jiran, di tempat yang awalnya teramat asing buatku. Alhamdulillah Rabb, Kau beri hamba warna indah ini... Kau beri kami kesempatan untuk menghirup udara sejuknya, menikmati asrinya, dan bergerak di buminya, demi menjemput rizki yang sudah Engkau tentukan ketetapannya untuk kami.
Pula, setiap aku dalam kesendirian. Pikiranku tak bisa berhenti bekerja. Rasa syukur terus menyeruak dari kalbu, dan terlantun dalam bisik kalimatku. Alhamdulillahi robbil 'alamiin...
Dan kini, tiba-tiba wajah kekasihku terbayang jelas. Meski ia terkenal dengan sosoknya yang pendiam, sungguh! Dia tak pernah diam didepanku. Dia selalu saja hadir dengan senyum jenakanya, dengan usahanya memberikan cerita lucu agar aku tertawa. Dan tadi malam, ia kembali hadir dengan cintanya. Ia mengatakan tak ingin melihat Bapak dan Ibuku bersedih. Maka, tanpa kuminta, ia berusaha mewujudkannya. Ia, dengan caranya, kemarin, telah menyuguhkan sebentuk asa untuk orang tuaku.
Ya Rabbana...
Maka pilihlah hamba menjadi bidadarinya di surgaMu kelak,
agar hamba bisa terus membahagiakannya...
Agar hamba bisa selalu menghadirkan senyuman di bibirnya...
ketenangan di hatinya...
Hamba ingin terus bersamanya,
bersama lelaki...
yang setiap desah nafasnya, adalah usaha tak kenal putus, demi kebahagiaanku dan anak-anakku...
kabulkan doaku Rabb...
Kumpulkan kami dalam jannahMu, aamiiin...
No comments:
Post a Comment