Saturday, June 12, 2010

I'll always step behind U, Hun!

Siang yang panas. Kami berdua sedang di dapur. Masing-masing dengan handuk di pundak, saling mengklaim untuk mandi lebih dulu. Si Mas beralasan hendak ke makmal sedangkan aku harus mengambil lauk di kawan. Tiba-tiba aku ingat bahwa tadi pagi ada sms masuk dari seseorang yang kuyakini adalah pimpinan mas di tempat kerjanya di Indonesia.

Tak lama aku dengar mas melakukan percakapan dengan sang mantan pimpinan *mantan karena sekarang tidak lagi menjabat*. Lalu kami pun berbincang sesudahnya. Tentang isi percakapan, tentang situasi dan kondisi di kantornya, tentang semua... sampai akhirnya, keluarlah perkataan yang begitu menyakitkan hatiku. Aku baru tahu kalau selama ini suamiku menyimpan sakit hati yang begitu dalam. Aku sendiri tak berani menyebut kata-kata seorang pimpinan sebuah perguruan tinggi berbasis Islam itu di sini *saking tak sopannya*. Lalu aku pun menelisik, bagaimana reaksi kekasihku itu ketika ia pertama kali mendengar bahasa tak pantas itu. Ternyata ia begitu menurut dengan sang mantan pimpinan, untuk berdiam diri saja, apapun yang akan dihadapi.

Astaghfirullah... aku sendiri tak bisa menjamin agar dapat terus menahan bicara ketika harus menghadapi situasi yang sama. Astaghfirullah... Rabb, Engkau adalah Dzat Yang Maha Melihat, Maha Mengetahui... Engkau Paling Memahami. Hati suamiku sakit Tuhan... Hamba pun ikut merasa kehancurannya. KepadaMu lah kami serahkan permasalahan ini Rabb... Jika kami berniat membalas dengan perbuatan buruk serupa, niscaya kami akan dapatkan dosa. Sebaliknya, jika kami harus melupakan rasa sakit hati ini, kami belum lagi mampu. Maka, kami serahkan, balasan terbaik untuk orang yang bermulut pedas dan berhati keras... yang sudah melukai hati suamiku demikian rupa, juga telah menabur permusuhan dengan banyak orang di kantornya. Engkau sebaik-baik penjaga Tuhan... jagalah kami dari kedzalimannya, aamiiin...

*Sayang...
mungkin inilah hikmah dari kegagalanmu mendapatkan beasiswa dari negara kita. Bahwa Allah ingin menunjukkan, bahwa keberadaanmu di sini bukanlah untuk bersenang2 seperti yang orang itu sebutkan. Dan, ia, tak boleh menuntut terlalu banyak padamu, karena mereka tak berbuat apa-apa... tak memberikan kontribusi apapun terhadap prosesmu melanjutkan pendidikan ini.
Maka sayangku, ambillah langkah terbaik menurutmu untuk karirmu, juga bagi kita dan keluarga kita... InsyaAllah, aku akan selalu memberikan support terbaikmu buatmu, Mas...
terus berjuang ya... terus semangat. Cinta dan doa kami ada di nadimu... luv U Hun!

No comments: