Saturday, April 16, 2011

Grow Baby Grow! --1--

Assalamu'alaikum calon bayiku... apa kabarmu hari ini, Nak? Semoga Allah senantiasa melindungimu, terus menerus membentukmu dengan bagus dan sempurna, memberikan kesehatan lahir batin padamu, menanamkan iman nan kuat di hatimu, memperlakukanmu dengan lemah lembut, memperindah nasibmu, melimpahkan rizki yang barokah kepadamu, dan kelak, saat sudah cukup bulan, Allah berkenan mempermudah proses kelahiranmu, Sayangku.

Nak, lihat! Rasa! Saat ini tangan kekar ayahmu membelai lembut perut mama, tempat kamu bernaung, Sayang. Lalu tangan itu mengusap rambut mama, penuh kasih sayang. Anakku, damaiiii rasanya kan? Sama, Nak! Mama juga. Merasakan ketentraman luar biasa.

Jika sudah begini, Sayang. InsyaAllah kita akan siap menghadapi kerasnya dunia. Menghadapi kesulitan yang selama ini mewarnai hidup kita, di sela-sela kemudahan yang Allah limpahkan untuk keluarga kita.

Sayang, makasih ya! Sejak awal kau di rahim mama, berbagai kejadian yang memerlukan tenaga, pikiran, kekuatan bahkan keberanian kita alami. Dari sejak perjalanan panjang kita pulang kampung untuk mengkhitankan Abang Thariq: sebuah perjalanan panjang nan melelahkan, prosesi syukuran khitanan Abang yang tiga hari berturut2 itu, kembalinya kita ke Johor: ke bandara, di bandara, di pesawat, di KLCC, bahkan sampai di perjalanan dalam mobil Dr. Samad yang sempat membawa kita ke Pahang, MasyaAllah! Alhamdulillah... kamu kuat, Nak!

Belum! Belum selesai. Di awal2 bulan kau di perut mama, ayah memberitakan bahwa Abang belum bisa ikut antar jemput bersama karena terlambat datang. Juga kabar bahwa beasiswa ayah sudah habis akhir tahun 2010, yang membuat kondisi tak lagi semudah masa sebelumnya, Nak! Saat itu, mama kuatkan hati ayah. Mama bilang, mama mohon doa agar mama selalu sehat dan kau kuat diajak bekerja, agar bisa membantu keuangan keluarga kita. Bismillah! Begitu tekad mama dalam hati, sembari membisikkan semangat padamu, Sayangku.

Maka selanjutnya, mengalirlah hidup kita. Lalu, ayah yang khawatir akan kondisi kehamilan mama yang payah, melarang mama nyetir.

Ayah pun memaksa memadatkan jadwal di tengah2 kesibukan menulis thesis. Tahukah kau, Sayang? Setiap pagi, ayah yang belum sempat tidur terburu2 mengantar abang dan kue-kue ke kedai. Sepulangnya, ayah baru tidur. Pukul setengah satu, ayah bangun, menjemput Abangmu, langsung berangkat menuju makmal. Hingga menjelang pagi, ayah kembali ke rumah dan melanjutkan pekerjaannya di istana kita. Belum lagi jika mama lemas tak berdaya, hingga memasak pun tak kuasa. Maka sorenya ayah datang, mengajak kita pergi makan keluar. Atau jika mama benar-benar tak berdaya, ayah akan datang dengan makanan siap santap di tangan. Tersita lagilah masanya, Anakku...

Dan begitulah sepanjang waktu, Nak! Betapa ayah juga berjuang demi kita. Semua ayah lakukan, karena ayah bilang, beliau ingin membuat kita sekeluarga bahagia. Ayah ingin nasib kita berubah, itulah makanya ayah bekerja keras hingga tak menghitung penatnya. Tubuhnya semakin kurus, wajahnya sayu karena kurang tidur. Astaghfirullah... Setiap melihat ayahmu, rasanya mama ingin membenamkannya dalam pelukan mama, agar ayah bisa beristirahat dari lelahnya.

Tekad ayah memang kuat, Nak, tapi fisik ayah tidak. Ayah bukan robot yang bisa diprogram untuk melakukan semua tanpa rehat yang cukup. Ayah pun jatuh sakit. Dan saat itulah, mama kuatkan lagi beliau. Mama bilang, insyaAllah bayi kita kuat diajak antar jemput abang dan hantar kue. Benar, Nak! Allah Yang Maha Perkasa memberikan kekuatan lahir dan batin itu pada mama, padamu, hingga bisa menjalani aktivitas dengan penuh kuasa. Banyak yang bertanya dengan nada khawatir. InsyaAllah niat kita baik kan, Sayang? Kita tidak mungkin membiarkan fisik ayah terdzolimi begitu rupa. Dan sekarang, Nak! kita semakin kuat. Melanglang buana ke mana kita perlukan. Biar ayah bisa lebih konsentrasi ke thesisnya.

Nak, mari... kita jalani ketetapan Allah untuk kita ini dengan hati lapang dan ceria. Agar susah menjadi mudah. Agar tangis berubah tawa. Biar ringan pikir dan rasa kita. Dengan kemurahan Allah, semua bisa kita lakukan, Sayang.

Kita doakan ayah yuk, Nak! Semoga Allah mempermudah langkah2 ayah dalam menyelesaikan studinya. Membukakan segala pintu kemudahan, hingga ayah dengan lancar dapat merangkai kata demi kata dalam bahasa asing itu, menjadi alinea... sub bab, bab dan selanjutnya, selesailah tugasnya. Semoga ayah dimudahkan untuk memenuhi targetnya, submit thesis bulan ini, aamiiin ya Rabb.

Kita harus percaya janji ALlah, bahwa malam tak selamanya bersama. Akan datang fajar, diiringi pagi nan cerah menyambut di depan langkah2 kecil kita. Bismillah...

Semoga, Allah mempertemukan kita dengan banyak kemudahan, sesudah kesulitan dan kesempitan ini, aamiiin...

Kabulkan pinta kami, ya Allah Yang Maha Pemberi Rahmah,

aamiiin...